22 ; Sebuah perenungan

11:53 Rosyidah Arsyad @RossyArsyad 0 Comments





Ada apa dengan 4 Oktober?

4 Oktober 1993, tepatnya  ada seorang bayi mungil lahir di dunia. Kehadirannya begitu dinanti setelah sang ibu mengalami pendarahan luar biasa.   Proses melahirkan si bayi ini bukanlah hal yang mudah.   Sang ibu memperjuangkan hidup dan matinya hanya ingin melihat wajah sang anak, Tak peduli sakit yang ia rasa, tak peduli banyak  darah mengalir tak terkira, tak peduli air mata turun merintih kepayahan.  Sang ibu  hanya ingin anaknya keluar dengan kondisi terjaga. titik.

 Dengan segala doa penuh harap yang terucap.  Akhirnya Tuhan pun  tak tega dengan  semua keluh kesah dan kerintihan sang ibu alami. Terdengar jua suara tangis  sang  bayi yang menjadi perjuangan berjam-jam di ruang persalinan.  Sang anak ini diketahui  berjenis kelamin perempuan.  Ya,  dengan bangga  dan rasa haru, Ayahnya segera  mengazankannya  dan memberi nama ia, Rosyidah.  Harapnya  dengan nama tersebut, agar  sang anak dapat menjadi wanita yang cerdas dalam beragama.

Kini perjuangan dan rasa sakit itu telah menjadi kenangan yang tak terlupakan,  22 tahun berlalu, dan kini sang anak pun tumbuh menjadi wanita dewasa.


Ya Allah, Puji syukur. Allah masih memberikanku kesempatan untuk hidup, berjuang dan untuk bertahan dari segala keterbatasan yang ada. Sungguh, time flies too fast.  Baru rasanya kemarin di gendong kemana-mana, disuapin, ingin terus dekat dengan mama, ingin terus berada dalam pelukannya, kemudian berjalan berlari, ah indahnya!

Ngomong-ngomong, Ketika mendengar ulang tahun. Ulang tahun sudah menjadi simbol dari pertambahan usia. Ada benar juga. Tapi ada yang lebih penting dari simbol ulang tahun, bukan  lagi sebuah perayaan tapi sebuah perenungan

akankah Allah ridha dengan apa yang aku lakukan?
apa yang bisa aku bawa bekal untuk dipertanggung jawabkan di akhirat?
 Aku terdiam dan merenung, bahwa semakin bertambah usia, bukan bertambahnya kesempatan aku di dunia. Tapi semakin berkurangnya usiaku di dunia. Tantangan dan perjuangan lebih keras akan aku jumpai. Ya Allah, izinkan aku kuat menjalani hidup.  Tetaplah bersamaku dan aku tetap bersama dan berharap padaMU apapun terjadi.

Semangat datang 22! Bersahabatlah denganku, mari kita hidup untuk membangun mimpi yang jauh lebih besar dengan hati yang tetap rendah & tunduk pada ketetapannya


Semoga diri senantiasa bertahan dan bersabar kemanapun Allah menyeru. Karena ku tak ingin Allah murka dengan sikap mengeluhku yang ku inginkan Allah tersenyum dan bangga kepadaku. -RA






0 comments: