minoritas dari mayoritas

01:23 Rosyidah Arsyad @RossyArsyad 0 Comments



Mau menceritakan hasil belajar dengan seseorang, masih inget postingan terakhir gue? Belajar bisa dari mana aja, sama siapa aja dan kapan aja. Yup masih bersinambungan dengan topik kemarin yang gue tulis

Begini kisahnya, Seminggu lalu gue bertemu dengan seorang wanita umurnya sekitar 18 tahunan, jadi bisa bilang dibawah gue sih. Inilah pertemuan gue yang pertama kali dengannyaa, dengan niat untuk menjelaskan sebuah produk yang gue mau tawarin.(eh bukan MLM) yaa. Setelahnya gue memberika penjelasan, kami berbincang hal yang singkat
         
          dan  sampailah ke titik pada akhirnya gue menjadi pembelajar dan penyimak, mudahan apa yang gue share bisa jadi pembelajaran dari wanita ini.

Ia bercerita tentang kehidupan sehari harinnya menjadi mahasiswa, menurut gue sih mahasiswa luar biasa. apa bedanya? Baiklah nanti akan terlihat hehe. ia kuliah di salah satu universitas internasional, yang rata rata anaknya gaul trendy, dan mayoritas non muslim. Dan sebut saja R ini wanita yang gue bisa bilang shalehah hehe. 

Masyallah malu deh beneran. Ia memakai hijab yang bisa dikatakan syar’i. Dari mulai ia bercerita bagaimana ia memulai berhijrah dari yang tidak ber jilbab sampai akhirnya ia yakin dengan hijab syari’nya. Dari pengakuannya hanya dia yang memakai hijab, bukan jilbab loh ya tapi hijab dikelasnya, dan sekian banyak mahasiswa ia salah satunya yang memakai hijab syari jadi bisa dibilang bisa dihitung jari, dan kemudian betapa berjuangnya ia menjadi minoritas dari mayoritas, dimulai banyak orang pada awalnya ngeliat aneh, sampai ada yang bertanya kenapa harus pake jilbab?” ia pun mengakui tidak mudah melawan arus yang sudah ada. Disetiap jalan ia melihat betapa banyak orang melihat dia beda, diliatnya dari ujung kaki sampai kepala. hari liburnya ia masih pake buat cari ilmu agama islam sedangkan  teman temannya liburan.  

R hari itu benar mengajarkan  gak usah malu utnuk mengerjalan dan melakukan hal kebenaran walaupun minoritas dalam mayoritas.  Menyimak ceritanya membuat gue terkagum kagum malu. Gimana dengan kita ya? Apalagi yang nulis, udah berjuang dalam kebenaran seperti apa? Walaupun lingkungan sekitar beda?  Astaghfirullah.. terimakasih R sudah mengajarinku padahal umurmu dibawah diriku J

0 comments: