Filosofi Sepeda

03:30 Rosyidah Arsyad @RossyArsyad 0 Comments



Sudah beberapa bulan ini, lagi suka lagi naik sepeda. Beberapa tahun lalu sih sebenarnya  udah mulai sepedaan, tapi karena sok kesibukan jadi vakum. Sekarang Alhamduliilah,  hampir setiap 2-3x seminggu  dan biasanya saya menyempatkan waktu 2 jam-an  untuk menelusuri jalan, menghirup udara bersama si tampan ini.  

Bagi saya,naik sepeda bukan hanya untuk gegayaan pengen dilihat cool atau sok sehat, tapi ada sesuatu yang lebih daripada itu. Sepeda ibarat alat buat saya dapat mensyukuri dan merenungi nikmat-nikmat dari Allah yang selama ini  terlupakan.  Ya Allah bahagia banget rasanya! 

Bayangkan saja, ketika saya mulai mengayuh sepeda,  setiap tetangga yang bertemu saya, menyapa saya dan memberikan senyum indahnya. Setelah itu,  dengan perasaan teduh saya bisa merasakan udaraaaa yang begituuuuu menyegarkan..  naik sepeda juga bagi saya adalah 'me time' terbaik saya, walaupun sendiri saya merasakan kebahagiaan. saya merasakan ada Tuhan disetiap hirupan nafas saya. 

Banyak hal yang saya temui ketika saya naik sepeda. Seperti banyaknya kendaraan yang sudah saling mengklaksonkan, ketemu pak satpam sedang memberika arah mobil,  banyaknya orang yang bersiap bekerja, melihat bapak atau ibu yang sedang menyapu jalanan, ada nenek-nenek yang sedang didorong menggunakan kursi roda, ada yang berolahraga. Saya jadi dapat menyimpukan, Ya Allah betapa banyak sekali Allah ciptkan manusia dengan beragam macamnya. Nikmat Tuhan Mana yang kau dustakan? (Arrahman:55)


Bukan hanya banyaknya manusia yang saya temui, tapi banyaknya pohon-pohonan yang begitu rindang dan asri membuat mata saya tak bisa untuk berkedip karena udah jarangnya saya melihat pohon, sekalinya liat pohon itu kaya ketemu air di padang pasir haahaha. seakan-akan pohon tersebut sedang bertasih pada Allah, ia bergerak ke kiri dan ke kanan "...Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun." [QS. Al-'Isrā' ayat 44]


Naik sepeda juga membuat saya mendapat hikmah, bahwasanya naik sepeda itu sama seperti hidup - 

kita harus terus mengayuh agar sepeda itu terus berjalan. sama halnya hidup, kita harus terus bergerak agar hidup kita terus jalan dan maju, ketika ayuhan itu kita hentikan, maka sepeda juga akan berhenti. hiduppun demikian, ketika kita hanya berdiam diri, kita tak akan bisa kemana-kemana..


Naik sepeda juga harus membutuhkan keberanian dan keyakinan bahwa kita bisa mengendarainya, hidupun demikian kita harus yakin bahwa kita bisa untuk terus melangkah.

Selain diperlukan keberanian untuk menaikinya, dibutuhkan juga sikap berhati-hati  dan fokus karena kita mengayun bersama dengan kendaraan lainnya agar tidak terjadinya tabrakan atau senggolan, hidup juga demikian berani itu perlu tapi hati-hati atau mawas diri  dan fokus juga perlu. 


Ah, terimakasih sepeda, kau membuatku lebih berarti! #1Hari1Kebaikan



0 comments: