Ibu,Aku bukan anak nakal!
“
Kamu gitu aja gak bisa, bodoh banget”
“
Jangan naik-naik keatas, nakal banget sih kamu”
Kata demikian sudah tak asing di telinga kita, secara tak
sadar banyak ibu memarahi anaknya yang berakibat keluarnya
ucapan kasar, dan bukan lagi hal yang tabu ketika kita lihat seorang ibu dengan mudahnya memukul anak.
di Usia 5-7 Tahun Banyak gerak yang dilakukan usia tersebut dianggap sebagai merepotkan ibunya, seperti bergerak
aktif lari kesana-kesini dan loncat-loncatan.
Kemudian dengan enaknya seorang Ibu
mengatakan dan melabeli anak tersebut dengan anak yang nakal, anak yang susah
diatur, dan anak yang salah dimatanya.
Benarkah demikian? Ternyata, Jawabannya tidak, hal tersebut merupakan hal
yang wajar pada masa perkembangannya. Karena menurut buku Psikologi Perkembangan
karangan Desmita (2010) dilihat dari sisi teori Piaget pada
usia anak demikian, anak tersebut sedang
mengalami perkembangan motorik yang
terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai dalam meloncat-loncat. Maka terjawablah kenapa banyak se-usia demikian dengan
bahagianya loncat dan lari kesana-kesini.
lagi lagi, Bukan hanya soal pada gerak atau hiperaktif yang dipermasalahkan. Pada kemampuan berfikir yang biasa disebut
dalam dunia psikologi adalah perkembangan kogntif, tak banyak juga seorang ibu melabeli sang anak sebagai anak yang bodoh, anak yang aneh dan
anak yang sulit menangkap. Padahal
faktanya? Kita sering melupakan bahwa
Tuhan menciptakan sang anak
dengan kemampuan dan keunikan yang
berbeda-beda.
Ketika dilihat dari dunia psikologi anak yang memiliki
kemampuan dan mempunyai kelebihan disebut dengan anak berbakat, menurut
Martison keberbakatan seseorang dapat dilihat dari kemampuan intelektual umum, kemampuan akademik
khusus, kemampuan berpikir kreatif dan produktif, kemampuan dalam bidang seni, dan kemampuan psikomotor.
Maka dalam fenomena sehari-hari kita bisa lihat ada anak yang pandai dalam
matematika, namun kurang di gerak fisik, atau ada yang pandai di musik namun ia
tidak pandai dalam matematik.
Terkadang hal
demikian dilupakan dari Orang tua. Orang tua terus memaksa dengan kemauan
dirinya agar anaknya terlihat pandai sesuai dengan ukurannya. Mungkin saja
banyak anak yang mogok belajar atau yang tak minat dalam pelajarannya karena
memang ia bukan mahir di bidangnya, pertanyaannya sudahkah kita melihat dari sisi lainnya?
ketika kita mau belajar, Media
akhir-akhir ini sedang dikagetkan dengan kecerdasan anak dari Magician
[red: pesulap] Corbuzier yang Ia
bercerita bahwa Azka telah di diagnosis memiliki gangguan Disleksia. Disleksia merupakan gangguan dimana sang
anak memiliki kesulitan dalam hal membaca.
Namun
kekurangan Azka perlahan dikubur oleh sang Ayah, yaitu Corbuzier dimana Ia
terus mencari kelebihan sang anak di bidang lain yaitu Ia ingin menjadi youtuber yang membawa kebahagiaan
untuk orang lain.
Dalam
memandang fenonema demikian, saya berkesempatan menghubungi Seorang
Psikolog klinis lulusan UGM, yaitu Mariyana Widiastuti (8/6) Ia mengatakan
fenomena demikian , ketika ibu dengan
mudahnya melontarkan ucapan kasar termasuk kategori Bullying “.
Menurut saya, dengan seorang ibu
melabeli anaknya sebagai 'anak nakal' atau 'anak bodoh' ya bs dikatakan sebagai
bullying secara verbal terhadap anak.. Karena si anak jadi mendapatkan
perlakuan yang tidak nyaman bagi
dirinya.. “ ujar
Mariyana
Hal tersebut
sangat disayangkan oleh Psikolog dan juga seorang Ibu Muda ini, karena banyak Ibu yang tidak menyadari bahwa
akan terjadi dampak yang luar biasa bagi sang Anak kedepannya
“. Dampak dari bullying ibu
terhadap anak bisa berbagai macam
bentuknya tergantung dari kepribadian yang dibentuk di anak dan lingkungan lain
juga tentunya, misalnya : anak jadi tidak
prcaya diri/minder karena merasa dirinya tidak mampu, sebaliknya si anak jadi mengembangkan
perilaku agresif karena kata2 'nakal' terinternalisasi ke dalam dirinya..
Dampak lainnya potensi anak akan terhambat dan tidak berkembang.. Pada taraf
yang lebih parah, anak bsisa saja jd depresi..” ungkap Mariyana,Mpsi.
Menurut pandang Psikolog muda Mariyana Mpsi Ia
juga mengatakan bahwa terjadinya
bullying terhadap sang anak atau
melabeli anak salah satunya ialah kurangnya pengetahuan tentang mengurus anak “bisa saja si ibu secara mental belum siap
untuk mendidik anak, sehingga si anak sering mndapatkan perlakuan yang kurang baik dari ibunya, kurangnya
pengetahuan si ibu tentang pengasuhan, sehingga Ibu tidak paham bahwa ddengan
melabeli anak seprti itu dampaknya akan merugikan anak..”
Tak lupa juga ia memberi saran kepada para ibu ibu yang diamanahkan seorang anak agar lebih berhati-hati dalam
berucap dan bertindak pada anak, karena memang tidak langsung terlihat, namun
akan berdampak pada masa depannya “
hendaknya para ibu ini membekali diri dengan
ilmu tentang pengasuhan anak, sehingga Ibu siap dan mampu untuk mendidik
anaknya dengan baik..” Tutup
Psikolog cantik ini.
Jadi, wahai Ibunda, anakmu bukan anak nakal, ia terlahir membawa keistimewaan dan
kebanggaan menurut versi masing-masing,
kuatkan kelebihannya, maafkan kelemahannya. Mudah-mudahan jadi pelajaran untuk
Kita semua! Aamiin.
0 comments: