berbagi cerita di HCI

11:01 Rosyidah Arsyad @RossyArsyad 0 Comments

         Halo assalamualaikum, lama tak meninggalkan jejak disini.. :)))  mau bahas dan cerita pengalaman aja kali ya, mudah2an bermanfaat.


*********************************************************************************       
at Harapan Cinta Indonesia

        Hari senin lalu 9/9 gue bersama teman2 sefakultas mengadakan kunjungan ke sebuah yayasan, namanya HCI (Harapan Cinta Indonesia) di daerah condet, disana menampung anak2 special needs alias ABK ( Anak Berkebutuhan Khusus) ada yang autis, down syndrom, tuna rungu,retardasi mental dll. disana, anak2 ABK itu diterapi, setiap hari persesi 2 jam-an.dari setiap sesi beda2 terapis dan caranya. awalnya gue membayangkan bahwa yayasan yang gue akan kunjungin itu gede banget, ternyata jauh. Jadi yayasan itu cuma rumah sederhana, setiap petakan rumah (kamar) dijadin tempat buat mengajar atau menterapi anak ABK tersebut.

       disana gue melihat langsung mereka  yang sebelumnya gue cuma baru tau dari cerita2 aja, agak miris didalam 1 wilayah ternyata banyak yang mengalami ABK dan HCI menampungnya secara cuma-cuma berkualitas dan semuanya gratis. Ngapain aja di HCI? Kegiatan kita banyak,bukan sekedar mengunjungi dan melihat2 kondisi tapi langsung mensimulasi/latihan sebagai terapis, selain itu juga ada pemberian materi, yang dibagi beberapa sesi. Pihak terapisnya memberikan aba-aba untuk kita sebagai pengunjung  untuk mengobservasi anak2 ABK yang sedang melakukan terapi,lalu kami semua menyiapkan diri, ada yang langsung masuk dikamar, ada yang menunggu, maklum karena diberi batasan orang untuk mengobsrevasi, bisa dibilang bergiliranlah ya.. dan terapisnya memberikan waktu masin-masing 2 orang 20 menit,lalu setelah selesain bergilir nah! tugas kita YAITU mengamati apa aja tingkah laku mereka yang muncul, responnya seperti apa, terapinya apa. Tibalah waktu giliran gue tiba, bagian gue adalah mengobservasi/mengamati anak yang tuna rungu anggap saja namanya kenari. (tuna rungu adalah orang yang memiliki gangguan dalam pendengaran dan pengucapan, jadi bisa dikatakan telinga dan mulut bermasalah,dan pastinya proses kognitif(proses belajarnya terganggu). lalu guepun mengamati apa aja yang diberikan terapisnya  memberikan hitung-hitungan. jadi kenari disuru menulis pengitungan sederhana,  dalam pengajaran yang diberikan ibunya memang total banget, dilain sisi ketika ABK bisa dan mau mengikuti apa yang diikuti terapisnya,terapispun berkewajiban memberikan sebuah pujian, dan pilihan hadiah mainan, tapi kalo anaknya gak mau mengikuti  beberapa cara ia pakai. Pertama mengarahkan lalu ia gak mau juga, sang terapispun memberikan ketegasan pada anak tersebut. dan setelah beberapa menit gue obsrebvasi gue menanyakan sejak kapan ia seperti ini,progress apa saja yang ia dapati, terapinya seperti apa dan terapisnya menjawab;selama 3 tahun, dan baru bisa penjumlahan , mengikuti mama dengan sekata dua kata. Nama terapi yang diberikan maaf gue lupa, kata terapisnya ia termasuk yang mengalami progress.. walaupun sedikit demi sedikit.

          Setelah semua pada sesi 1 selesai, dilanjutkan dengan pihak terapisnya memberikan materi tentang autis, ABK , syndrom macam2nya cara pengajarnya selesai menjelaskan, sesi selanjutnya terapis menginstrusikan  kpd kita semua untuk role play agar bukan hanya dapat dibayangkan tapi dipraktekan (mentrapi mereka seperti apa, dari segi caranya,inotasinya ekspresinya) terapisnya juga bilang  bahwa  ketika kita mengajar mereka harus punya skill tingkat kesabaran,keuletan dan ekspresi  terlihat didepan anaknya harus berlebihan dalam merespon misalnya, ketika kita mengajari, untuk menirukan sebuah gerakan yang terapi ikuti, "terapinya bilang pegang telinga.ikuti!"  lalu sang anak mau, terapis wajib langsung memuji dan memberikan reward(hadiah) "howww kamu hebat" sambil menyentuh tubuhnya, sebaliknya kalo anak abk gak mau mengikuti terapis kembali instruksikan "ulangi!"  dan memberikan punishment dengan tidak boleh diberikan hadiah mainananya. kenapa harus ada hukuman dan hadiah? karena itulah reinforcmentnya(penguatnya) tapi kebanyakn harus diberikan reward dengan begitu ia akan terus melakukannya. dan kami semua merole play ekspresi satu-satu bagaimana mentrrapi dengan ekspresi yang total.setelah diberikan materi dilanjutkan kesesi berikutnya yaitu, kita latihan memberikan layaknya terapis, sama dengan sesi sebelumnya,masing2 dibagi kelompok yang terdiri dari 2 orang tersebut, sambil menunggu giliran gue melihat2 anak kebutuhan yang lain, dan gue mendapati dygo yang merupakan autis(merupakan gangguan perkembangan khususnya terjadi pada masa anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi social dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. sedang menarik2 kerudung terapisnya :""") setelah melihat dygo kaki gue melangkah ke anak 14 tahun yang mengalami retardasi mental (merupakan kondisi sebelum  usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai iq-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi  dengan kehidupan sehari-hari. pada sekelompok kelainan pada fungsi intelektual dan defisit pada kemampuan adaftif yang terjadi sebelum usia dewasa) setalah melihat-lihat lalu kembalilah giliran gue bertugas untuk berole play, sekarang bagian gue bukan lagi anak yang tuna rungu melainkan anak yang mengalami down syndrom(merupakan kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan) namanya retno ia berumur 10tahunan, terapis pun membbrikan gerakan yang harus diikuti, gue melihat retno anak yang baik dan aktif. ia selalu mau diajarkan, sesekali dia haus membuka atasnya untuk mengambil minum, lalu setelah mengikuti gerakan apa yang diinstruksikan terapisnya, sekarang untuk retno melanjutkan garis yang telah dititikin garis garis, lucunya setelah 1 selesai retnopun meletakan pensilnya dimeja, kembali dia ambil dia lanjutkan dan mengambil pensilnya sama seperti anak yang lain retnopun diberikan reward untuk bermain puzzle,memasang lego.lucuu :))) guepun duduk menjadi terapisnya gue mengintrusikan retno untkl "memegang mulut" "kepala" hidung" dll, si retnopun mengikuti dengan baik, selesainya gue meledek retno untuk mengambil mainanya, apa dia bilang? gak boleh ini punyaku dengan suara dan ekspresi unik.

            Time flies too fast, akhirnya waktu jua yang memisahkan, waktu kita selesai untuk berkunjung kesana, bahagianya, banyak pelajaran yang gue dapat, 1. betapa mulianya menjadi terapis 2.melihat dari segi ortu yang memiliki anak yang "berbeda" 3. mendalami bagaimana menjadi anak abk, lalu sebelum pulang terapisnya bilang bahwa seperti mereka gak pantas untuk dijauhi,diledek, di tolak, karena betapa mirisnya masih banyaaaaak orang yang tidak menerima kondisi anak itu. tapi sebaliknya  seharusnya kita perlu merangkul mereka dan mengembangkan potensi masing-masing anak, pastinya dibalik kekurangan mereka ada kelebihan asal mau mencari tau. gimana teman2 masih mau bilang suatu kata autis,idiot untuk dijadikan sebuah candaan?mau kalo keluarga kita seperti itu? :)))



created by special needs at there

role play with retno

sama retno dll

0 comments: