Nikmat yang Terlenakan




" Nikmat yang melenakan lebih membahayakan daripada dosa yang kemudian menjadikan kita dekat  dengan  Tuhan" 

Doa Semanis Sarang Madu

Masya Allah, pagi ini dibuat takjub dengan kuasa Allah. Terlihat sederhana,   tapi ada 'value' dimana Allah seakan memberikan sebuah pelajaran sama gue tentang makna dikabulkannya sebuah doa. Merindingg~ aslii nulis ini juga masih berasa vibesnya.
---
Jadi  salah satu kebiasaan gue setiap pagi itu, selalu buka kulkas buat ambil buah. Hal ini sudah gue rutinin dalam beberapa tahun terakhir, apapun makan siangnya pagi  harus buah.  Menurut pakar kesehatan yang concern ke natural buah itu banyak nutrisi dan gak berat.

Lanjut masalah buka kulkas pas ngambil buah gue melihat ada sesuatu yang beda, terlihat  sebuah box plastik kaya tempat makan. Padahal kemarin gue buka kulkas box itu belum ada.

Alhasil karena rasa penasaran,  gue langsung  buka boxnya.  pas buka tara, isinya adalah....


"Sarang madu! Sarang madu!"

Ya,  Allah Ya, Rabb bahagia banget
Isi box itu wujud impian sederhana gue..  dimana gue pengen banget mau coba beli dari tahun kemarin.
Tapi gue urungin karena ada satu hal

"Muaaaaaaahal" 😄 

bisa dicek sarang madu biasanya sekitaran 200ribu untuk dapatin full satu sarang madu.

Tapi sekarang gue bisa dapetin itu,  gratissss dan gak tau lewat tangan siapa Allah kabulin kepengenan gue. Kayanya sih tamu dari bapak. Siapapun yang kasih gue meyakini ia hanya perantara tapi titik kuasanya Allah. 

Dari kejadian tampak sederhana, gue semakin  tersadar bahwa

1. Benar sesuai hadist dan ayat Al-Qur'an,  bahwa Allah gak akan pernah ingkar janji. Allah mengabulkan segala pinta setiap hambanNya

2. Kondisi kasus ini Allah menunda keinginan gue,  mungkin bisa aja kalau gue dulu langsung beli gak akan  senikmat ini, secara gratis kan dan bisa aja tahun kemarin mau beli bukan karena butuh tapi bisa aja karena hype aja hehehe

3. Makin yakin tentang harapan yang diikat sama doa


Ya,  Allah.. Kabulnya doaMu semanis sarang madu~ jadi makin semangat panjatkan harapan dan keinginan.


"Biarkan rintihan doa doa kita menjadi saksi bagaimana Allah menjawab dengan cara yang indah" - RA

welcome 2020! welcome meh~







Waaaaa........ Time flies too fast! Asli, kageeet... waktu gak berasa banget berputar, sekarang sudah di tahun 2020 cuyyy.  Terakhir login dan nulis diblog pribadi tahun 2016. Setelah itu benar-benar lupa buat nulis dan mampir ke halaman dimana gue merasa menjadi diri gue sendiri, gue nyaman, dan puas bisa menuangkan segala pikiran gue setelahnya gue merasa lega, ga takut dinilai, merasa bodo amat mau dibaca apa gak haha. i like my self deh pokonya~

Ntah kenapa gak ada angin apa, tiba-tiba kangen dan keinget buat nulis diblog ini,  untungnya masih inget paswordnya karena pake  email yang jarang dibuka dan bukan email utama gue.. Terus,  tau gak? setelah login, gue berasa menjadi gue yang beberapa tahun lalu, seakan akan gue bernolstagia dengan diri gue sendiri dimasa lalu.. dan ya Allah gue  nulis 3 tahun yang lalu.

Tulisan terakhir sebelum gue vakum, gue menceritakan tentang untold story yang gak pernah gue ceritain kesiapapun tentang fisik gue, kekurangan dan bagaimana menghadapinya, dan ternyata gak nyangka yang baca lumayan 300orang. Semoga yang mengalami apa yang gue rasakan, bisa mengambil pelajaran ya! Aamiin ya rabb..


Ngomong-ngomong selama 3 tahun berlalu, ada banyak hal hidup yang gue jalani.. ada banyak perubahan juga dalam kehidupan gue kecuali status haha. Allah pasti punya rencana~ dan tahun 2020 juga ada banyak resolusi dan harapan yang semoga itu menjadi kenyataan.. dan yak doakan semoga setelah ini gue kembali aktif kembali nulis buat release apa yang gue rasakan karena menurut gue nulis salah satu kejujuran gue yang gak bisa gue ungkapin ke orang lain~ bismillah... sampai jumpa :D

Curhatan Penderitan Celah Langit Bibir Part II

Pernah suatu ketika posisi saya begitu dibawah, kemudian saya bergumam kepada Allah "Ya Allah mengapa aku, aku tak sanggup ya Allah melihat tajamnya mata mereka seakan-akan melihat allien , dan pedih mendengar pedasnya ucapan mereka padaku"


Suatu hari juga saya sempat bertanya pada mama ? "ma, kenapa ya ida (nama panggilan kecil) yang harus menerima ini diantara anak ma yang lain mereka normal, sehat, tapi kenapa harus ida?" 


Saya sebagai manusia biasa, pasti pernah mengalami  titik dibawah, pernah bertanya-tanya tentang hal yang terkadang tak masuk akal. 

Berbeda, terkadang membuat kita merasa aneh di hadapan orang lain ya. itupun yang saya alami selama bertahun-tahun, dokter sudah menyatakan bahwa saya penderita CLB (Celah Langit Bibir) atau dikenal dengan bibir sumbing. Saya baru tahu gangguan  itu bisa dibilang baru baru ini sih, setelah saya melek tekhnologi. Selama kecil, saya gatau kenapa dengan saya. 


Ohya, Sedikit penjelasan, CLB itu ada suatu gangguan yang terjadi di celah bibir, hidung dan langit-langit. penderita CLB sangat jelas terlihat di fisiknya berbeda dengan anak normal lainnya seperti hidungnya tidak simetris atau sama, ada jahitan, bahkan lebih parahnya keadaan mulutnya terbelah gitu. ini contohnya ; 


Sumber : Google.com




Jadi bisa kebayangkan, gimana kita-kita yang mengalami hal itu? kita harus kuat menghadapi cacian, penolakan, sindirian, bisik-bisikan yang tak pelak kita alami langsung di depan mata kita.

Begitu juga saya, Alhamdulillah dari keluarga inti menyamai saya dengan anak lainnya, jarang melukai atau membahas hal yang sensitif. tapi Masya Allah, lingkungan luar yang begitu tajam dan pedasnya, dari kecil saya sudah tak bisa dihitung berapa cacian yang saya rasakan, mulai dari aiueo, meledek dengan suara yang aneh dll, apa yang saya lakukan?  yang ada hanya tangisan,  saya cukup memendam, jarang sekali saya curhatkan kepada orang tua maupun keluarga saya, karena ntah dari kecil saya cukup memahami saya ga mau repotin keluarga dan ibu saya sedih. saya gatau sih ini salah atau gak. 

Belum lagi saat sekolah, ada aja tangan usil, suara nakal yang membuat mereka puas sayapun terjatuh, saya ingat beberapa kali saat masuk sekolah baru, saat saya di depan diketawain, saat saya jalan, ada godaan yang melukai hati. dan itu terjadi sampai saat saya SMA. saya pernah mau mogok sekolah, tapi apa kata orang tua saya, saya pernah malu semalu-malunya.saya merasa orang yang paling hina di dunia ini. saya merasa mendapatkan ketidak adilan. 

Tapi dengan kekuatan Allah, saya tetap bertahan, walaupun berurai air             mata.. 
         Saya mulai percaya adanya kehadiran Allah yang sempat saya ragukan        kemana lagi saya harus mendekat selain pada Allah? 

hanya allah yang membuat saya lega, ketika saya  kesegukan jatuhnya air mata
hanya allah yang membuat saya kembali tenang, saat saya merasa tak ada orang             bersama saya. 
Allah seakan memeluk saya bahwa setiap episode kehidupan akan membuat saya menjadi orang yang lebih kuat.. 



Curhatan Penderita Celah Langit Bibir Part 1

Jujur, udah lama banget mau nulis kisah sendiri di public, namun apa daya karena masih berat banget buat mengeluarkan semuanya. jadi ke pending deh ditambah beberapa kerjaan yang harus diselesaikan #sok sibuk namun bismillah sekarang saya mulai memberanikan diri

Adapun sungguh jika saya menuliskan kisah ini saya ingin berusaha menerima diri saya pribadi, saya teringat pesan yang sudah saya anggap guru yaitu Teh Fu sama Kang Canun, mereka bilang 'salah satu tanda kita sudah menerima hal yang dianggap menyakitkan adalah mampu menjelaskan kepada orang lain" saya juga berharap, melalui tulisan ada hikmah yang bisa dipetik. Karena bisa dibilang perjalanan ini panjang, kemungkinan saya buat part agar mudah membacanya dan tidak kepanjangan. Mari kita mulai.



Waktu itu, 4 Oktober 1993, di Rumah Sakit Perjuangan lahir seorang bayi yang berkelamin perempuan yang memiliki berat 2,5 gram dan tinggi 10cm dari rahim seorang Ibu yang bisa dikatakan tidak lagi dalam usia muda, gimana tidak dalam umur yang memasuki masa manula diusia mendekati 50 itu melahirkan anak ke  sembilan


Ya,  ibu itu telah melahirkan anak kedelapan dengan masing masing jarak usia dua tahun Anak bungsu yang tak disangka kedatangannya,  anak yang mengejutkan banyak orang termasuk ibunya sendiri ,  seperti  nama rumah bersalin perjuangan, begitu juga perjuangan melahirkan anak  tersebut,  ketika keluarnya si kecil itu ternyata dititipkan kepada sang Maha Esa sebuah amanah, begitu lahir dokter mengamankan anak kecil yang tak berdosa ini dari ibunya, agar ibu yang melahirkan  tidak dikejutkan sang bayi. 


Dokterpun akhirnya hanya mengabari semua anggota keluarganya  tanpa ibunya tahu bahwa anak ini terlahir dalam keadaan “berbeda”  setelah dilihat, ada masalah didalam langit langit beserta bibir di langit sang bayi mungil tersebut. Betapa kagetnya anggota keluarga mendengar kabar berita ini, yang seharusnya adalah kabar gembira dibalik itu ada kesedihan yang luar biasa, “gimana kalo ema tau? Pikir kakak dari sang gadis kecil itu. 

Pada akhirnya, memakai kutipan  sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan ketauan juga. sama halnya kuatnya  feeling seorang  ibu “kemana anak saya? Saya mau liat anak saya? gimana keadaanya? Tanya ibu gadis kecil itu. 

karena takut melukai hati ibu, dokternya menenangkannya, "sehat bu anak ibu, lagi di rawat dulu ya"

Dan dikedua hari pasca gadis kecil itu lahir dan diterima di bumi. Ibu itu kembali menanyakan anaknya. mau dikata apa,  Dengan pasrah bahwa dokter membisikan telinga sang ibu: “ibu, anak ibu memiliki kelainan dibibirnya bu  tapi tenang bu, anak ibu begitu sehat. Hanya saja anak ibu berbeda dengan yang lainnya"

Tek! Gimana perasaan ibu mendengar kata-kata itu dari seorang dokter  yang membantu melahirkan? Harus sedihkah? atau haru bahagia? sepertinya ada  dua rasa yang bercampur satu, ya  layaknya sebuah coklat,ketika kita memakannya bukan hanya manis terasa namun   ada rasa pahit. bahwa bahagia, anak yang dikandungnya selama 9 bulan itu keluar dengan selamat, juga normal. Sisi lain, harus menelan sebuah takdir bahwa sang anak berbeda. 

Orang tua bayi tersebut juga tak tahu mengapa demikian, karena memang minim pengalaman. ada Opini yang terkuak mulai dari kondisi fisik yang sudah tak kuat, bahkan ada mitos bahwa sang ayah sempat memotong salah satu pohon saat ibu hamil, melihat orang yang sama saat hamil ,  dan hal yang membuat simpang siur.  Ntah. 

pertanyaanya, Siapakah bayi diatas  tersebut? ialah saya,  Rosyidah yang sekarang berumur 23 tahun.

Tak terasa 23 tahun, saya lalui. yang awalnya saya rasa saya tak sanggup menerima hal yang membuat saya terasingkan di lingkungan saya bermain.

23 tahun berjalan, Pernah suatu ketika posisi saya begitu dibawah, kemudian saya bergumam kepada Allah "Ya Allah mengapa aku, aku tak sanggup ya Allah melihat tajamnya mata mereka seakan-akan melihat allien , dan pedih mendengar pedasnya ucapan mereka padaku"

Suatu hari juga saya sempat bertanya pada mama ? "ma, kenapa ya ida (nama panggilan kecil) yang harus menerima ini diantara anak ma yang lain mereka normal, sehat, tapi kenapa harus ida?" 

Saya berumur 8 bulanan

Lalu, apa yang menyebabkan saya begitu terjatuh dan sempat protes pada Tuhan? Insya Allah saya buat di edisi part II ya. :)