Suatu hari juga saya sempat bertanya pada mama ? "ma, kenapa ya ida (nama panggilan kecil) yang harus menerima ini diantara anak ma yang lain mereka normal, sehat, tapi kenapa harus ida?"
Saya sebagai manusia biasa, pasti pernah mengalami titik dibawah, pernah bertanya-tanya tentang hal yang terkadang tak masuk akal.
Berbeda, terkadang membuat kita merasa aneh di hadapan orang lain ya. itupun yang saya alami selama bertahun-tahun, dokter sudah menyatakan bahwa saya penderita CLB (Celah Langit Bibir) atau dikenal dengan bibir sumbing. Saya baru tahu gangguan itu bisa dibilang baru baru ini sih, setelah saya melek tekhnologi. Selama kecil, saya gatau kenapa dengan saya.
Ohya, Sedikit penjelasan, CLB itu ada suatu gangguan yang terjadi di celah bibir, hidung dan langit-langit. penderita CLB sangat jelas terlihat di fisiknya berbeda dengan anak normal lainnya seperti hidungnya tidak simetris atau sama, ada jahitan, bahkan lebih parahnya keadaan mulutnya terbelah gitu. ini contohnya ;
|
Sumber : Google.com |
Jadi bisa kebayangkan, gimana kita-kita yang mengalami hal itu? kita harus kuat menghadapi cacian, penolakan, sindirian, bisik-bisikan yang tak pelak kita alami langsung di depan mata kita.
Begitu juga saya, Alhamdulillah dari keluarga inti menyamai saya dengan anak lainnya, jarang melukai atau membahas hal yang sensitif. tapi Masya Allah, lingkungan luar yang begitu tajam dan pedasnya, dari kecil saya sudah tak bisa dihitung berapa cacian yang saya rasakan, mulai dari aiueo, meledek dengan suara yang aneh dll, apa yang saya lakukan? yang ada hanya tangisan, saya cukup memendam, jarang sekali saya curhatkan kepada orang tua maupun keluarga saya, karena ntah dari kecil saya cukup memahami saya ga mau repotin keluarga dan ibu saya sedih. saya gatau sih ini salah atau gak.
Belum lagi saat sekolah, ada aja tangan usil, suara nakal yang membuat mereka puas sayapun terjatuh, saya ingat beberapa kali saat masuk sekolah baru, saat saya di depan diketawain, saat saya jalan, ada godaan yang melukai hati. dan itu terjadi sampai saat saya SMA. saya pernah mau mogok sekolah, tapi apa kata orang tua saya, saya pernah malu semalu-malunya.saya merasa orang yang paling hina di dunia ini. saya merasa mendapatkan ketidak adilan.
Tapi dengan kekuatan Allah, saya tetap bertahan, walaupun berurai air mata..
Saya mulai percaya adanya kehadiran Allah yang sempat saya ragukan kemana lagi saya harus mendekat selain pada Allah?
hanya allah yang membuat saya lega, ketika saya kesegukan jatuhnya air mata
hanya allah yang membuat saya kembali tenang, saat saya merasa tak ada orang bersama saya.
Allah seakan memeluk saya bahwa setiap episode kehidupan akan membuat saya menjadi orang yang lebih kuat..